Selasa, 05 November 2019

AS Minta WTO Denda Indonesia Tiga Ekonom Ini Sarankan Negosiasi

"AS Minta WTO Denda Indonesia, Tiga Ekonom Ini Sarankan Negosiasi , Jakarta - Beberapa ekonom kompak berpendapat bila pemerintah Indonesia harus menempuh negosiasi dalam mengmelawan gertakan Amerika Serikat. Awalannya, Amerika resmi meminta Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization atau WTO menjatuhi ragu sebesar US$ 350 juta atau sama juga dengan Rp 5 triliun pada Indonesia. BACA: AS Minta WTO Denda Indonesia, Apindo: AS Tidak Bisa Semena-mena Perkuat potensi diplomasi, kata Bayu Krisnamurti, ekonom yang Sisa Wakil Menteri Perdagangan waktu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, waktu dijumpai sesudah acara seminar nasional Mempelajari Model Konsumsi Pangan Indonesia Waktu Depan dengan Perhimpunan Ekonom Pertanian Indonesia di Jakarta, Rabu, 8 Agustus 2018. Bukan hanya diplomasi, Bayu meminta usaha ini disertai dengan penguatan pandangan pada pasar internasional. Ini memiliki arah agar Indonesia tidak ketergantungan yang tinggi pada satu pasar seperti Amerika. Kalaupun ingin memproteksi produk lokal dengan batasi impor, Bayu meminta instrumen yang digunakan semestinya sesuai dengan ketentuan internasional sebagai kesepakatan dengannya. Kemauan dari Amerika ini ialah kelanjutan dari protes yang diantar dengan Selandia Baru ihwal 18 masalah non-tarif dari pemerintah Indonesia untuk beberapa produk pertanian dan peternakan asal negara mereka. Beberapa produk impor itu yaitu diantaranya apel, anggur, kentang, bawang, bunga, jus, buah-buah kering, hewan ternak, ayam dan daging sapi. BACA: WTO Diminta Denda RI Rp 5 T, Mendag Buka Keran Impor Produk AS Lalu, Amerika dan Selandia Baru mengemukakan kebijakan Indonesia ini ke WTO. 23 Desember 2016, Indonesia harus terima kekalahan di sidang itu. Memang benar-benar ada usaha banding dari Kementerian Perdagangan, tapi balik lagi kalah sampai Kementerian Perdagangan dikabarkan telah kerjakan beberapa penyesuaian ketetapan untuk lakukan ketetapan WTO ini. Karena tidak suka, karenanya Amerika kembali mengadu ke WTO. Bukan sekedar Bayu, Guru Besar Ekonomi pPrtanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, menerangkan pemerintah harus mencari jalan keluar elok atas tuntutan ini seperti jalan negosiasi. Indonesia dilihat bisa menggunakan instrumen lain seperti rokok kretek asal Indonesia yang diperlalukan diskriminatif oleh Indonesia. Jadi harus main pandai, tuturnya. Lalu terakhir, ekonom asal Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi. Menurut Fithra, kemauan ragu ini dapat gugur jika negosiasi dari Indonesia sukses. Aku rasa masih bisa, karena Amerika lebih suka bawa serta beberapa permasalahan ke ranah bilateral, tuturnya waktu dihubungi di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2018. Dalam tempat yang berbeda, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menerangkan ia telah bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat pada Juli tempo hari. Tapi toh pemerintah Indonesia kembali menyerah di muka Amerika dengan kembali membuka keran impor produk Amerika. “Tidak ada pilihan, sebab kita adalah anggota WTO, tuturnya di Bandung, Rabu, 8 Agustus 2018 atau hanya selang 48 jam setelah WTO memberitahukan adanya kemauan ragu dari Amerika. "" "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar